Sabtu, 21 April 2012

apa sie BELL'S PALSY

Pagi tadi saat bertugas di poli fisioterapi datang seorang laki-laki berumur tiga puluh tahun dan mengeluh, “dokter sejak tiga hari yang lalu suara saya berubah disertai lumpuh pada wajah sebelah kiri”. Pasien ini sudah berobat ke puskesmas yang kemudian dirujuk ke poli fisioterapi dengan bell’s palsy.
Bell’s palsy merupakan suatu gangguan saraf (neurologis) yang disebabkan oleh adanya gangguan pada saraf wajah (fasialis) sehingga menimbulkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah. Selain mengakibatkan asimetri wajah juga mengganggu fungsi normal untuk makan dan menutup mata. Berbeda dengan stroke, bell’s palsy tanpa disertai kelumpuhan anggota tubuh lainnya. Penyebabnya Gangguan ini cukup sering dijumpai. Penyebab tersering adalah infeksi virus herpes simpleks tipe 1. Infeksi virus lain seperti mumps dan HIV serta infeksi bakteri seperti penyakit Lyme atau tuberkulosis dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan saraf wajah sehingga mengakibatkan bell’s palsy. Stres, kehamilan, patah tulang tengkorak, tumor otak, kencing manis atau sindrom Guillain Barre dapat juga menyebabkan bell’s palsy. Selain itu paparan angin dingin yang terus menerus pada wajah merupakan faktor resiko terjadinya bell’s palsy. Gejalanya Gejala biasanya timbul mendadak. Penderita setalah bangun pagi mendapati kelumpuhan pada satu sisi wajahnya. Gejala awal yang ringan seperti kesemutan di sekitar bibir atau mata kering biasanya cepat menjadi berat dalam waku 48 jam atau kurang. Pada wajah terlihat pendataran dahi dan lipatan bibir pada sisi yang lumpuh. Ketika pasien diminta tersenyum, wajah menjadi menyimpang dan terdapat tarikan ke sisi yang sehat. Pasien tidak dapat menutup matanya dengan sempurna pada sisi yang lumpuh. Pada saat berusaha menutup mata, bola mata seolah bergulir ke atas pada sisi yang lumpuh, hal ini disebut fenomena Bell. Selain pemeriksaan pada wajah, perlu juga dilakukan pemeriksaan yang teliti pada kepala, telinga, mata, hidung dan tenggorokan. Penanganannya Untuk menekan pembengkakan pada saraf wajah dapat di berikan obat golongan kortikosteroid seperti prednisone dan anti viral seperti asiklovir sesegera mungkin. Selain itu pemberian vitamin neurotropik juga penting dalam fungsi saraf. Pemijatan dan kompres hangat pada wajah boleh dilakukan. Penting juga diperhatikan perawatan mata untuk menjaga kelembaban mata dengan pemberian air mata buatan dan pelindung mata seperti kaca mata hitam. Hampir 80-90 % pasien akan sembuh tanpa kelainan. Namun untuk pasien yang berusia diatas 60 tahun memiliki kemungkinan 40 % untuk sembuh dan 60 % mengalami gejala sisa. Bila anda ada yang mengalami gejala seperti diatas segeralah berobat, jangan ditunda-tunda karena semakin cepat mulai pengobatan kemungkinan untuk sembuh menjadi lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar